Universitas Telkom, juga disebut dengan akronim Tel-U, adalah universitas swasta yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Didirikan pada tahun 2013 dengan empat lembaga, yang berada di bawah Telkom Indonesia melalui sayap yang berfokus pada pendidikan, Yayasan Pendidikan Telkom (sekarang Yayasan Telkom), bergabung untuk membentuk universitas. Keempat lembaga pembentuk ini adalah Institut Teknologi Telkom (IT Telkom - Institut Teknologi Telkom), Institut Manajemen Telkom (IM Telkom - Institut Manajemen Telkom), Politeknik Telkom, dan Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Telkom (STISI Telkom). - Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia Telkom). Universitas, seperti lembaga-lembaga sebelumnya, memelihara hubungan dengan ratusan perusahaan, banyak di antaranya yang terlibat dalam sektor telekomunikasi.

Situs kampus utama Telkom University meluas di 48ha-daerah Bandung Technoplex (BT-Plex), di Jalan Telekomunikasi - Terusan Buahbatu, Kabupaten Bandung. Kampus lainnya terletak di daerah Gegerkalong Hilir, utara kota Bandung, di area kantor PT. Pusat Penelitian dan Pengembangan Telkom dan Telkom Corporate University / Training Center Telkom.

Universitas Telkom didirikan pada 14 Agustus 2013 dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Kemendikbud) nomor 309 / E / 0/2013. Telkom University adalah universitas swasta yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Telkom. Ini terbentuk dari penggabungan empat pendidikan tinggi swasta, yaitu Institut Teknologi Telkom (didirikan sebagai STT Telkom, 1990), Institut Manajemen Telkom (didirikan sebagai STMB Telkom, 1990), Politeknik Telkom (Politel, 2007), dan Telkom Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI Telkom, 2011).

STT Telkom dan STMB Telkom didirikan pada tahun 1990 atas prakarsa Ir. Cacuk Sudarjanto, Direktur Utama PT. Telkom, perusahaan milik negara terbesar di Indonesia dalam bidang telekomunikasi. Kedua perguruan tinggi adalah pendidikan tinggi pertama di Indonesia yang mengkhususkan diri dalam bidang telekomunikasi dan teknologi informasi.

Kampus Telkom University di Bandung Technoplex awalnya adalah situs kampus terpadu yang dikembangkan untuk STT Telkom, yang secara resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Suharto, pada 24 Maret 1994. Di masa lalu, area ini adalah lokasi dari radio tertua kedua stasiun di Indonesia yang dimiliki oleh pemerintah kolonial Belanda. Stasiun radio ini kemudian membawa berita sejarah Deklarasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 ke seluruh dunia.

Universitas Telkom terbentuk dari penggabungan empat lembaga pendidikan tinggi. Keempat lembaga itu adalah Institut Teknologi Telkom, Institut Manajemen Telkom, Politeknik Telkom dan Sekolah Seni Telkom. Masing-masing dari empat sekolah membentuk fakultas di dalam universitas.

Rencana untuk menggabungkan keempat institusi itu sudah ada sejak awal 2011.

Awalnya direncanakan bahwa keempat lembaga akan digabung menjadi satu universitas pada tahun 2012. Namun karena beberapa masalah penggabungan ditunda hingga 2013.

Akhirnya, pada 31 Agustus 2013, Grand Launching Telkom University didirikan oleh Profesor M. Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia.

IT Telkom
Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) - sebelumnya dikenal sebagai STT Telkom - adalah lembaga pertama yang mengkhususkan diri dalam program studi Indonesia di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT). Telkom diproyeksikan untuk mempersiapkan para ahli di bidang TIK, bisnis yang terampil dan berwawasan luas, sebagai tanggapan terhadap tuntutan industri TIK yang berkembang pesat.

Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) sebelumnya dikenal sebagai Sekolah Tinggi Teknologi Telkom (STT Telkom). STT Telkom memulai pembentukan kesadaran Ir. Cacuk Sudarijanto bahwa pada tahun 1990 ketika menjabat sebagai Direktur PT. Telkom akan menjadi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat harus diimbangi dengan kemauan sumber daya manusia yang berkualitas. Berangkat dari pandangan bahwa dirinya, yang oleh Pengamat Ekonomi disebut sebagai Bapak Transformasi Telkom, mendirikan STT Telkom. STT Telkom mengumumkan yayasannya pada hari Jumat, 28 September 1990, di London Hilir Gegerkalong oleh Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada saat itu, Bapak Susilo Soedarman. Sejak didirikan, di bawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom Telkom Telkom (YPT).

Tujuan mendirikan kampus ini sangat cepat untuk memenuhi kebutuhan para ahli di industri telekomunikasi. PT Telkom sangat tertarik dengan institusi, sehingga PT Telkom dan memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswa obligasi 1991 dan 1992. Adanya perubahan iklim di industri telekomunikasi dan dengan dimulainya PT Telkom memasuki era go public, program beasiswa dan obligasi massal dan selanjutnya dihentikan STT Telkom menjadi perguruan tinggi independen.

Di awal berdiri, kampus STT Telkom tersebar di tiga lokasi, yaitu Kampus-1 di Jalan Soekarno Hatta, Kampus-2 di Jalan Hilir Gegerkalong, dan Kampus-3 terletak di Jalan Haji Hasan Mustafa Penhikuti. Pada tahun 1993 STT Telkom memiliki kampus sendiri di Canal Street Buahbatu Telecommunications (lokasi saat ini), dan setahun kemudian semua kegiatan belajar mengajar berpusat di kampus baru. Pada tahun yang sama, Presiden STT Telkom Campus Bapak Soeharto diresmikan pada 24 Maret 1994. Menempati lahan seluas 48 hektar, kampus STT Telkom memiliki fasilitas pendukung pendidikan yang baik dengan penataan lingkungan yang indah, sehingga proses pembelajaran berlangsung lebih kondusif.

STT Telkom meningkatkan bentuk organisasi menjadi Telkom pada 20 November 2007. Dalam proses penggabungan ke Telkom University pada tahun 2013, Telkom berubah menjadi Fakultas Teknik (FT) atau Telkom Engineering School (TES). Selanjutnya, pada tahun 2014 Fakultas Teknik berkembang menjadi tiga fakultas, yaitu: 1). Fakultas Teknik Elektro (FTE) atau Sekolah Teknik Elektro (LIHAT), 2). Fakultas Teknik Industri (FRI) atau Sekolah Teknik Industri (SIE), dan 3). Fakultas Informatika (FIF) atau Sekolah Komputasi (SC).

Prestasi Yang Diraih
1. BANDUNG, Telkom University - Seminar Kompetisi Nasional dan Bisnis 2018 yang dihadiri oleh tim Universitas Telkom (Tel-U) memberikan hasil yang baik, tim Tel-U yang terdiri dari Rizqi Prima Hariadhy, Alif Shofa danutirta dan Thio Fauzi dari Studi Sistem Informasi 2016 Program memenangkan tempat ke-2 dalam kompetisi yang berlangsung di Universitas Brawijaya, Malang 2 - 3 November 2018.

Alif menjelaskan bahwa konsep bisnis yang dia buat dengan tim adalah pengembangan dari rencana bisnis sebelumnya yang mereka rancang tentang Bank Sampah.

2. Bandung - Sebuah tim dari Universitas Telkom berhasil memenangkan kompetisi Propelan Terbuka 2018 yang berlangsung dari 1-4 November di Institut Pertanian Bogor (IPB). Tim ini terdiri dari Rizsa El Akbar, Ikhsan Herdi Fajriyanto, Bazalamah Syadab, yang semuanya adalah mahasiswa program studi Sistem Informasi D3.

Mereka berhasil membuat produk yang disebut Ketringan dengan slogan Lebih Mudah untuk Dicari Katering. Produk ini menawarkan konsep Technopreneur dengan menciptakan layanan pasar untuk katering dengan aplikasi berbasis mobile yang dikombinasikan dengan fitur seperti poin reward, pencapaian, dll.

3. Bandung - Sebuah tim dari Universitas Telkom berhasil memenangkan Think Tank National Business Plan Competition yang berlangsung pada 2-4 November di Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Kompetisi ini diadakan untuk memperingati HUT ITK ke-4.

Mereka adalah Helmi Anugrah Ilahi (MBTI 2015) dan Nurchairul Akbar Saad (Sistem Informasi 2016), dengan nama tim Buah Batu. Ketika diwawancarai, mereka menemukan sejumlah masalah yang biasa ditemui di daerah pedesaan seperti: Desa masih belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat mereka; aparat desa masih bergantung pada pemerintah melalui dana desa; tidak ada akses bagi desa untuk orang luar di desa-desa berkembang dan mengembangkan potensi desa.

4. Paduan Suara Universitas Telkom meraih prestasi membanggakan dalam kompetisi nasional Nusantara Folklore Festival (FFN) yang diselenggarakan pada 27-28 Oktober 2018, di Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR), Jakarta. Festival Cerita Rakyat Nusantara diselenggarakan oleh HIMPUNI (Persatuan Organisasi Alumni Universitas Indonesia) sebagai momentum untuk 90 tahun Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2018.

Tahap awal pendaftaran Nusantara Folklore Festival diikuti oleh 56 Universitas di seluruh Indonesia dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Tenggara Sulawesi, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur dan Papua. Metode pemilihan finalis dimulai dengan video pertunjukan lagu rakyat, dewan juri yang terdiri dari Budi Susanto Yohanes, Aning Katamsi, Jessica Amadea, Roni Sugiarto, dan Abby Galaby Thahira dan 12 finalis terbaik akan dipilih untuk bersaing di babak final pada 27 Oktober 2018. (Sumber: Nusantara Folklore Festival).

Comments

Popular Posts